JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi sorotan investor jelang perdagangan Rabu, 17 Desember 2025. Pasar valas diperkirakan akan mengalami fluktuasi, namun rupiah diprediksi mampu menguat pada akhir sesi perdagangan di kisaran Rp16.650-Rp16.690 per dolar AS.
Pada penutupan perdagangan Selasa, 16 Desember 2025, rupiah mencatatkan pelemahan sebesar 0,14% atau 24 poin ke level Rp16.691 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS tercatat sedikit menurun 0,03% ke posisi 98,27. Pergerakan rupiah ini menunjukkan dinamika yang dipengaruhi oleh kombinasi faktor global maupun domestik.
Sentimen Global Pengaruhi Pergerakan Rupiah
Menurut Direktur PT Traze Andalan Futures, Ibrahim Assuaibi, pergerakan rupiah kerap mengikuti data-data ekonomi Amerika Serikat, khususnya laporan November 2025. Data ekonomi AS yang dirilis menjadi acuan investor global dalam menilai kekuatan dolar, yang pada gilirannya memengaruhi nilai tukar mata uang negara berkembang termasuk rupiah.
Selain data ekonomi, perkembangan geopolitik juga menjadi faktor penting. Konflik Rusia-Ukraina, misalnya, memberikan dampak signifikan pada harga komoditas global dan aliran modal internasional. Ibrahim menambahkan bahwa perundingan gencatan senjata yang dimediasi AS menunjukkan kemajuan menuju perdamaian. “Berakhirnya konflik ini akan membuka kembali ekspor minyak Rusia, yang berdampak pada stabilitas pasar energi dan kepercayaan investor,” jelasnya.
Fluktuasi rupiah juga mendapat sentimen dari pergerakan pasar global. Investor menilai bahwa stabilitas geopolitik dan data ekonomi utama akan mendorong aliran modal masuk ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Faktor Domestik: Neraca Utang dan Aliran Modal Asing
Dari sisi domestik, posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia menjadi salah satu perhatian utama. Berdasarkan data pemerintah, ULN Indonesia per Oktober 2025 tercatat sebesar US$423,9 miliar atau setara Rp7.059,5 triliun (kurs Rp16.653). Jumlah ini menurun dibandingkan posisi September 2025 yang sebesar US$425,6 miliar. Penurunan ini dipengaruhi oleh masuknya aliran modal asing melalui Surat Berharga Negara (SBN) internasional.
“Aliran modal asing meningkat karena kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia terus tumbuh,” ungkap Ibrahim. Menurutnya, kondisi ini menunjukkan bahwa pasar domestik mulai kembali menjadi tujuan investasi, terutama bagi investor yang mencari aset dengan imbal hasil stabil di tengah ketidakpastian global.
Walau secara bulanan ULN turun, secara tahunan tercatat ada kenaikan sebesar 0,3% year-on-year (YoY), yang sebagian besar berasal dari pertumbuhan ULN sektor publik. ULN pemerintah pada Oktober 2025 tercatat mencapai US$210,5 miliar, meningkat 4,7% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini dinilai wajar mengingat kebutuhan pendanaan pembangunan dan proyek strategis pemerintah.
Prediksi Pergerakan Rupiah Hari Ini
Berdasarkan kombinasi sentimen global dan domestik, Ibrahim memproyeksikan rupiah akan mengalami penguatan pada perdagangan Rabu. Menurutnya, fluktuasi wajar akan terjadi sepanjang sesi, namun nilai tukar rupiah berpotensi ditutup menguat di kisaran Rp16.650-Rp16.690 per dolar AS.
Penguatan ini diperkirakan akan didukung oleh aliran modal asing yang kembali masuk ke pasar keuangan Indonesia. Selain itu, stabilitas geopolitik dan data ekonomi yang kondusif dari AS menjadi faktor penyeimbang terhadap tekanan global, sehingga investor lebih optimistis terhadap potensi penguatan rupiah.
Respons Pasar dan Investor
Investor domestik maupun asing saat ini cenderung berhati-hati, menunggu rilis data ekonomi terbaru dan perkembangan geopolitik. Pergerakan nilai tukar rupiah yang cenderung menguat memberikan sinyal positif, terutama bagi pelaku pasar yang menaruh perhatian pada investasi valas dan surat utang.
Selain itu, penguatan rupiah juga memberikan efek psikologis positif bagi pelaku usaha dan eksportir. Kurs yang stabil atau menguat dapat membantu perusahaan dalam merencanakan kebutuhan bahan baku impor dan meminimalkan risiko fluktuasi biaya.
Rupiah diprediksi menunjukkan kinerja yang lebih baik pada perdagangan Rabu, seiring dukungan faktor global dan domestik. Sentimen positif dari perkembangan geopolitik, data ekonomi AS, serta aliran modal asing yang meningkat menjadi katalis utama penguatan rupiah.
Meskipun fluktuasi wajar masih terjadi sepanjang hari, rentang Rp16.650-Rp16.690 per dolar AS diperkirakan menjadi kisaran penutupan yang realistis. Investor dianjurkan untuk tetap memantau perkembangan data ekonomi global, kondisi geopolitik, dan kebijakan moneter dalam negeri yang dapat memengaruhi nilai tukar.
Dengan dukungan faktor fundamental yang stabil, rupiah berpeluang mempertahankan penguatan menjelang akhir tahun 2025, menciptakan momentum positif bagi pasar finansial dan sektor ekonomi domestik.