Petrosea Raih Kontrak EPC Strategis di Singapura Senilai Rp485 Miliar

Kamis, 18 Desember 2025 | 11:27:13 WIB
Petrosea Raih Kontrak EPC Strategis di Singapura Senilai Rp485 Miliar

JAKARTA — PT Petrosea Tbk (PTRO) terus menegaskan posisi strategisnya di sektor konstruksi dan pengolahan kimia dengan keberhasilan anak usahanya, Scan-Bilt Pte. Ltd., memperoleh kontrak besar di Singapura.

Kontrak tersebut diperoleh dari Aster Chemical and Energy Pte. Ltd., perusahaan afiliasi PT Chandra Asri Pacific Tbk., dengan nilai mencapai US$29,07 juta atau setara Rp485,4 miliar.

Michael, Presiden Direktur Petrosea, menyatakan bahwa kontrak ini mencakup penyediaan layanan Engineering, Procurement, & Construction (EPC) untuk pekerjaan sipil di fasilitas Aster Bukom Chemicals & Energy Complex dan Aster Jurong Island Chemical Complex. Kedua fasilitas ini terletak di Pulau Bukom dan Pulau Jurong, Singapura, dan terhubung melalui pipa bawah laut yang mendukung operasi pengilangan dan produksi petrokimia terpadu.

Tidak hanya EPC, Scan-Bilt juga meraih Letter of Award untuk lingkup pekerjaan Integrated Facilities Management (IFM) yang meliputi pengelolaan operasional fasilitas di kedua lokasi. Michael menegaskan, total nilai kontrak untuk seluruh lingkup pekerjaan ini senilai US$29,07 juta dengan jangka waktu pelaksanaan selama 24 bulan.

“Scan-Bilt akan menghadirkan standar EPC terbaik, mengedepankan keselamatan, efisiensi, dan keunggulan teknik untuk mendukung pengembangan infrastruktur energi yang andal dan berkelanjutan di kawasan Asia Pasifik dan Oseania, termasuk Singapura,” ujar Michael.

Fasilitas Aster di Pulau Bukom terdiri dari kilang dan cracker etilena, sedangkan di Pulau Jurong fokus pada produksi petrokimia utama seperti ethylene oxide, ethoxylates, styrene monomer, dan propylene oxide. Kedua fasilitas ini menjadi bagian penting dari rantai pasok industri petrokimia di Singapura, yang dikenal sebagai salah satu pusat pengolahan kimia terintegrasi terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Sebagai informasi, Aster sendiri merupakan perusahaan joint venture (JV) antara PT Chandra Asri Pacific Tbk. dan Glencore. Keterkaitan ini menunjukkan integrasi antara grup Barito Pacific, yang menaungi Chandra Asri, dan Petrosea sebagai bagian dari strategi bisnis grup. Scan-Bilt, yang kini menjadi anak usaha PTRO, memperoleh dukungan penuh dari grup Petrosea untuk mengoptimalkan proyek ini.

Langkah strategis lainnya, Petrosea baru-baru ini mengakuisisi 60% saham Scan-Bilt Pte. Ltd. senilai 10,3 juta dolar Singapura, atau setara Rp132,32 miliar, dari TCAL Engineering Pte. Ltd. Akuisisi ini diumumkan pada 21 November 2025 dan sejalan dengan strategi diversifikasi perusahaan, memperkuat kapabilitas multidisiplin EPC di industri pengolahan kimia serta membuka ekspansi ke kawasan Asia Pasifik dan Oseania, khususnya sektor migas.

Michael menekankan bahwa pengambilalihan Scan-Bilt memungkinkan Petrosea memanfaatkan potensi proyek global lebih luas, membangun reputasi dalam penyediaan layanan EPC berstandar internasional, dan menjadi business hub untuk ekspansi di wilayah strategis. Target jangka panjang mencakup Singapura, Papua Nugini, Australia, serta wilayah Indonesia yang memerlukan layanan EPC terpadu dan efisien.

Keberhasilan kontrak ini juga menegaskan peran Petrosea dalam mendukung pembangunan infrastruktur energi yang berkelanjutan, selaras dengan kebutuhan industri yang menekankan efisiensi energi, keselamatan, dan praktik berkelanjutan. Layanan yang disediakan Scan-Bilt mencakup seluruh siklus pekerjaan sipil dan pemeliharaan fasilitas, memastikan operasional berjalan optimal selama periode kontrak.

Selain itu, proyek ini menjadi bagian dari strategi Petrosea untuk memperkuat portofolio EPC di sektor kimia dan energi, sekaligus meningkatkan pendapatan jangka panjang melalui proyek-proyek internasional. Pendekatan yang diterapkan meliputi inovasi teknik, penegakan standar keselamatan tinggi, dan integrasi proses yang mendukung keberlanjutan.

Michael menambahkan bahwa integrasi Scan-Bilt ke dalam Petrosea memungkinkan perusahaan mengoptimalkan pengalaman teknis dan sumber daya manusia, sehingga setiap proyek dapat dikelola dengan presisi tinggi. “Kami melihat peluang di kawasan Asia Pasifik dan Oseania sangat luas, dan kontrak ini menjadi bukti nyata kemampuan kami menghadirkan solusi EPC kompetitif,” katanya.

Ke depan, Petrosea menargetkan pengembangan kapasitas bisnis melalui proyek-proyek sejenis di kawasan strategis, menegaskan komitmen untuk mendukung pertumbuhan industri petrokimia dan energi. Strategi ini sejalan dengan tujuan jangka panjang perusahaan untuk memperluas jangkauan operasional sekaligus meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham.

Dengan pencapaian ini, Petrosea tidak hanya memperkuat eksistensi di pasar domestik, tetapi juga menegaskan kapasitas sebagai penyedia layanan EPC berskala internasional. Kontrak senilai Rp485,4 miliar menjadi pijakan untuk pengembangan proyek lebih besar di masa mendatang, memperluas jaringan klien, dan meningkatkan reputasi perusahaan di pasar global.

Secara keseluruhan, kesuksesan Scan-Bilt dalam memenangkan kontrak EPC dari Aster menandai langkah strategis Petrosea dalam ekspansi bisnis, penguatan kapabilitas teknis, dan peningkatan kontribusi perusahaan di sektor energi dan kimia yang berkembang pesat di kawasan Asia Pasifik.

Terkini