JAKARTA - Di tengah kondisi perekonomian global yang terus bergerak dinamis, perkembangan harga emas dunia kembali menjadi perhatian utama Badan Pusat Statistik (BPS).
Tren kenaikan harga komoditas tersebut masih berlanjut hingga November 2025, sehingga memberikan dampak langsung pada inflasi domestik, terutama pada komoditas emas perhiasan. Penjelasan ini disampaikan oleh Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam rilis resmi yang dikeluarkan pada Senin, 1 Desember 2025. Ia menegaskan bahwa laju kenaikan harga emas di pasar internasional belum menunjukkan tanda perlambatan.
Dalam rilis tersebut, Pudji menyatakan bahwa pergerakan harga emas internasional terus mengalami kenaikan yang konsisten. “Terkait harga emas di pasar internasional, tren kenaikan harga emas dunia masih terus berlanjut sampai dengan November 2025,” ujar Pudji. Penjelasan ini memperlihatkan bahwa faktor eksternal memiliki pengaruh signifikan terhadap pembentukan harga emas di dalam negeri, khususnya dalam bentuk emas perhiasan yang banyak dikonsumsi masyarakat.
Dampak Terhadap Pembentukan Inflasi Nasional
Kenaikan harga emas dunia ini ternyata tidak hanya berdampak pada pasar global, tetapi juga memberikan kontribusi langsung terhadap inflasi bulanan di Indonesia. Emas perhiasan menjadi salah satu komoditas yang mencatatkan inflasi pada November 2025, bahkan memiliki andil inflasi sebesar 0,08% terhadap inflasi month to month (mtm).
Angka ini menunjukkan bahwa pergerakan harga emas perhiasan memiliki pengaruh nyata terhadap kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, yakni kelompok pengeluaran yang mencakup kebutuhan konsumsi rumah tangga yang bersifat non-pangan.
Sebagai penyumbang inflasi di kelompok tersebut, emas perhiasan menunjukkan bahwa komoditas ini memiliki sensitivitas tinggi terhadap perubahan pasar global. BPS menjelaskan bahwa kenaikan harga emas internasional otomatis memengaruhi harga emas perhiasan dalam negeri. Oleh karena itu, ketika harga dunia bergerak naik, dampaknya langsung terasa di tingkat konsumen, baik dalam bentuk produk investasi maupun barang perhiasan.
Pudji menegaskan bahwa emas perhiasan menempati posisi komoditas dengan kontribusi tertinggi dalam kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya. Hal ini sejalan dengan besarnya animo masyarakat terhadap produk emas, baik sebagai aset maupun perhiasan. Kenaikan harga yang terjadi secara konsisten pun semakin memperkuat kontribusi komoditas ini terhadap inflasi bulanan dan tahunan.
Konsistensi Inflasi Emas Perhiasan Sepanjang Dua Tahun Terakhir
Jika melihat perkembangan historis, emas perhiasan menunjukkan pola inflasi yang konsisten sepanjang dua tahun terakhir. BPS mencatat bahwa komoditas ini telah mencatatkan inflasi selama 27 bulan berturut-turut hingga November 2025. Tren panjang ini memperlihatkan bahwa harga emas perhiasan terus mengalami kenaikan yang stabil, sejalan dengan kondisi pasar internasional.
“Pada November 2025, emas perhiasan mengalami inflasi sebesar 3,99% dengan andil inflasi 0,08% dan lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya,” kata Pudji.
Meskipun terjadi penurunan dibanding bulan sebelumnya, angka tersebut tetap menunjukkan bahwa komoditas emas perhiasan menyumbang inflasi yang relevan di kelompok pengeluaran tertentu. Konsistensi ini juga memperlihatkan adanya pola naik-turun dalam persentase inflasi bulanan, tetapi tetap berada pada tren naik secara umum.
Data historis turut memperkuat gambaran tersebut. Pada November 2023, inflasi emas perhiasan mencapai 2,55% mtm, sementara pada November 2024 berada pada level 2,87% mtm. Dari data ini, terlihat adanya kenaikan tahunan yang berkelanjutan dan menunjukkan bahwa pasar emas dalam negeri terus mengikuti tren yang terjadi di pasar global. Kondisi ini menandakan bahwa selama faktor eksternal bergerak naik, harga emas perhiasan cenderung akan mengikuti pola yang sama.
Keterkaitan Harga Emas Dunia dengan Kenaikan Harga Domestik
Kenaikan harga emas global tidak hanya dipengaruhi oleh faktor permintaan dan penawaran, tetapi juga oleh dinamika ekonomi dunia seperti ketidakpastian geopolitik, kebijakan suku bunga negara maju, hingga kondisi pasar investasi internasional. Komoditas emas dikenal sebagai instrumen safe haven, sehingga ketika kondisi ekonomi tidak stabil, permintaan terhadap emas meningkat, mendorong harganya naik.
Fenomena ini secara langsung terhubung dengan harga emas perhiasan di Indonesia. Mengingat sebagian besar emas yang beredar di dalam negeri mengikuti harga acuan global, setiap kenaikan di pasar internasional otomatis tercermin dalam harga produk emas domestik. Karena itu, pergerakan harga emas dunia menjadi salah satu indikator penting bagi pelaku pasar dan konsumen.
BPS memberikan penekanan bahwa inflasi pada emas perhiasan bukan semata terjadi karena fluktuasi musiman, tetapi lebih berkaitan dengan faktor eksternal yang terjadi secara global. Dengan demikian, tren kenaikan yang berlangsung hingga November 2025 bukanlah fenomena yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari dinamika pasar yang lebih besar.
Pentingnya Pemantauan Harga untuk Kebijakan Inflasi
Kondisi ini membuat pemerintah dan pemangku kebijakan perlu mencermati perkembangan harga emas sebagai salah satu variabel penting dalam pengendalian inflasi. Meskipun kontribusinya tidak sebesar kelompok pangan atau energi, komoditas emas perhiasan tetap berperan dalam mempengaruhi kelompok pengeluaran tertentu. Oleh karena itu, pemantauan terhadap harga emas dapat membantu memberikan gambaran komprehensif mengenai tekanan inflasi dari sisi barang non-pangan.
Tren kenaikan harga emas yang terus berlangsung hingga November 2025 juga berpotensi membawa dampak lanjutan terhadap pola konsumsi masyarakat. Ketika harga emas naik, masyarakat cenderung menahan konsumsi atau beralih pada produk dengan nilai investasi lebih fleksibel. Namun, bagi sebagian konsumen yang memprioritaskan emas sebagai instrumen penyimpanan nilai, kenaikan ini justru menjadi pendorong untuk membeli lebih awal sebelum harga naik lebih tinggi.
Dengan masih berlanjutnya tren kenaikan harga dunia, komoditas emas perhiasan diperkirakan tetap menjadi perhatian dalam pemantauan inflasi pada periode berikutnya. BPS menegaskan bahwa perkembangan harga emas akan terus dipantau guna memberikan informasi yang tepat bagi analisis ekonomi nasional, terutama karena pengaruhnya yang konsisten terhadap kelompok pengeluaran tertentu.